Humairah...
Senja kembali bergelayut di depanku
menyepi di tengah lingkaran pipit
yang meningkahinya angkuh
pasrah menyambut kegelapan
yang lamat-lamat menelan semburat jingga
di pelupuk samudera...

Selusin musim berlalu di kehidupanku
ketika matamu yang tak kunjung mengering
berderai melumas wajahmu kian merah, sore itu,
Kala gerimis membuncah
di dinding matamu

ingatkah kamu..??
Dua pasang mata kita layu bersitatap
ketika janji mulai tersabdakan
di hatiku....di hatimu...
janji kesetiaan sepasang mahluk

serasa angin sepi menghembus ubun-ubun
saat bayangmu mulai raib di persimpangan
dan sesuai janji kita
kamu akan terus melangkah menggengam air mata
dan aku jua tak bergeming di pendirianku
dilarang melangkah mengejar

Humairah...
selusin musim berlalu di kehidupanku
ketika rindu-rindu yang dulu kunikmati
kini menjelma kepahitan dalam penantian
denting hujan yang dulu kupuja-puja alunannya
kini menjelma jeritan rindu menyayat-nyayat

Humairah..
izinkah aku, sang kekasihmu
ketika purnama bulan ini menyapamu
tersenyumlah padanya walau sedikit
karena telah kutitipkan padanya
segenap rindu dalam dua belas musim
 UNTUKMU.... 
 
-==Makassar, menjelang maghrib=--

Selengkapnya......
January 30, 2011 Posted in | | 5 Comments »


Kisah yang diangkat ke dalam novel ini terjadi pada empat belas abad silam, di tengah gurun pasir Arabia, ketika risalah pencerahan Nabi Muhammad SAW telah menyapu seluruh Jazirah Arab dan menyatukan suku-suku yang semula bertikai. Istri kesayangan Rasulullah, yakni Aisyah binti Abu Bakar, yang berjuluk Humaira, melalui novel ini seakan mengisahkan kesaksiannya atas perubahan Muhammad dari seorang nabi menjadi salah satu negarawan yang paling berpengaruh di dunia.

Dengan pusat pengisahan (point of view) orang pertama (Aku), sebagai saksi dan penutur peristiwa, Kamran Pasha begitu berhasil memasuki relung-relung hati dan pikiran, sekaligus kesaksian, Siti Aisyah, dan menuturkan fase terbesar perjuangan Rasulullah beserta romantika kehidupan cintanya, dengan sangat memukau.
Aku tdk mengeluh karena
ada saatnya aku berharap mati
bertahun2 lalu,
atau bhkan tak prnah dilahirkan.

Aku memandangi pepohonan yg hidup
mereka terdiri hanya dari mimpi
akan matahari dan kenangan akan hujan.
Aku cemburu pada mereka.

Ada kalanya aku brharap
aku salah satu bebatuan yang
berjejer di bukit2 di luar Madinah
yg diabaikan dan dilupakan oleh orang2
yg menginjak2 mereka."

--Humairah hal:9 --

Dengan lihai dan tanpa terasa janggal, penutur kesaksian berpindah-pindah ke tokoh-tokoh lain, dengan tetap menggunakan pusat pengisahan orang pertama tunggal (Aku). Sehingga, sosok Siti Aisyah (Humaira) sebagai tokoh utama tidak hanya muncul dari kesaksiannya sendiri, tapi juga dari kesaksian tokoh lain,

seperti kesaksian Abdullah bin Zubair (hlm 599-606). Sementara, kesaksian tentang sosok Rasulullah beserta kemuliaan-kemuliaannya, lebih banyak dituturkan oleh Siti Aisyah. Begitu juga sosok dan karakter para sahabat sejak sebelum masuk Islam.

Selengkapnya......
January 05, 2011 Posted in | | 11 Comments »