Si Badrun pagi ini bahagia tidak terkira. Bak ketiban durian runtuh lengkap dengan pohonnya, Dia berjalan setengah berlari-lari masuk ke ruang kuliah. Tingkahnya persis banget dengan keponakanku yang masih berumur 3 tahun yang meloncat-loncat kegirangan ketika di cium oleh seorang suster cantik di rumah sakit waktu ibunya ngelahirin adiknya.

“Eh…gendut, lo kenapa sih. Aneh banget hari ini ? Loncat-loncat nggak jelas. Kaya pocong kesiangan, taukkk…!!” teriakku ke arah manusia item di depanku.

“Hihihih….galak banget. Eh…eh…tau nggak…?

“ngga tau, khan belum ngomong apa-apa dari tadi, cuma nyengir aja kaya kuda pacuan habis dibeliin tapal baru..”

“yeee…makanya dengerin dulu. Gue mau curhat nih”


 “curhat ?? cieeee….kayak cewe habis diputusin aj, sarapannya pake curhat.”

“beneran deh,,aku mo cerita sesuatu yang seru ke lo. Lebih seru dibandingin cerita lo yang nyemplung ke got karena keasyikan SMS sambil jalan kaki malam-malam di tengah mati lampu.”

“ya dah..cerita apaan. Siapa tau aja bisa ngembangin jaringan gue dalam bisnis MLM.”

“Aku habis jatuh, sob…” katanya singkat dengan ekpresi wajah yang dibuat-buat mirip si Farel di Sinetron Cinta Fitri season Ramadhan. Bedanya karena si Badrun hitam dan gendut. Coba agak kurusan dikit dan putih. Pasti akan langsung lolos casting season Kiamat..

“Habis nyemplung di got juga ya. Tuh, makanya kalau mau ke kampus pagi-pagi,,mandi dulu donk, supaya Tuhan ngga mandiin kamu di got,hehehe…pisss….!!!.”

“Hufffttt…..gubraaakkkk….!!”

“hehehe….pasti lagi jatuh cintrong yagh.

“kok tau meong….!”

 “Hidungmu yang ngomong kaya gitu, Hidung memang ngga bisa boong. Sama siapa ? pasti sama si Maemunah yang pondokannya bersebelahan ma penjual pisang moleng itu, ya kan..!!” aku mengira-ngira dan sok tau.

“Bukan sob, aku ngga tau anak mana. Kami berpapasan di lantai dasar perpus pusat tadi pagi dan sampe sekarang bayangannya masih utuh tersave di hardisk otakku...”

“Trus…trus…lo ngga nanya dia anak mana ? atau paling tidak minta nomor hengpongnya gitu”

“Boro-boro minta nomor hape. Ngebalas senyumnya aja aku ngga sanggup. Aku benar-benar terpanah asmara, dan  busur panahnya ngena banget di jantungku…”

“lebay lo..!!! mati donk berarti…hahaha…” aku tersenyum tapi terbahak-bahak ke arah temanku ini yang katanya sudah berkali-kali jatuh cinta tapi belum pernah pacaran.

“nah lho…trus kenapa kamu bisa jatuh cinta ? ngobrol ma dia saja kagak..”

“aku tak kuasa mendeskripsikan dia kaya gimana. Perfect banget deh pokoknya. Luna Maya saja lewat kalau diintip pake pipet di balik pantat badak.,.”

“ck..ck..ck..cinta telah menyihirmu jadi puitis, tapi kenapa lo masih bawa-bawa pantat segala. Lo tu ye…otak cabulmu yang dah stadium 3 memang ngga ada sembuh-sembuhnya. Itulah kenapa sampe sekarang lo ga pintar-pintar bahasa Inggris padahal dah semester 7, masih kalah sama anak 2009” sambil menggeleng-gelengkan kepala, aku menatap prihatin ke arah sahabatku ini.

“tapi aku benar-benar jatuh sob. Kepleset dalam lembah cintanya saat pandangan pertama…” masih dengan kata-kata yang semantik plus melankolis banget.

Melihatnya begitu, aku pun mengambil hapeku dan memutar lagunya Dewa Aku Jatuh Cinta mengiringi dia berpujangga ria, biar terkesan dramatis. Mengiringinya meramu kata demi kata menjadi kalimat yang sarat akan makna, yang bahkan ramuan Mak Erot plus Mbah Marijan pun kalah. Sedangkan Rambutnya yang gonrong lurus melambai-lambai diterpa kipas angin. Sebuah gonrong khas mahasiswa. Gonrong kesasar antara terpaksa karena tidak punya uang untuk cukur, atau karena punya sosial sense yang sangat tinggi sehingga kutu pun tak akan dia biarkan menggelandang. Dan jadilah kutu-kutu itu dapat kost-kostan gratis yang saat panas kepanasan, dan saat hujan pun masih tetap kepanasan. Sungguh sebuah simbiosis mutualisme…lanjut…

“Lo yakin itu cinta,,,?

“Iya, aku yakin banget. Menurut teori cinta yang aku baca di www.gooo-blog.co.cc, Cinta itu adalah ketika kamu melihatnya dan jantungmu pun berdetak kencang, sehingga bibirmu keluh dan tak sanggup berkata apa-apa…”

“…hehehe….jadi malu aku. Itu kan blog gue. Jadi kamu cari inspirasi kata-kata puitis dari situ ya. Trus alasan lo apaan sehingga kamu bilang ini cinta ?”

 “…segala yang ada padanya nampak begitu tertata dengan apik dan sempurna. Bibirnya yang tipis ,merah merekah menari-nari, hidung yang kecil lancip, sorot mata bening yang tajam dan tenang banget, dan sepotong gingsul mengintip keluar di kala ia tersenyum. Benar-benar sebuah masterpiece dari sang Maestro Kesempurnaan Ar Rahim wal Azis....”

“…dan itu yang lo maksud jatuh cinta pada pandangan pertama…?”

“…hu’um..”

“…drun….drun…!! Trus kau kemanakan hati yang menjadi landasan untuk membangun satu istana megah yang disebut CINTA. Bukankah cinta tak pernah memandang fisik ?”

Badrun bengong kaya bebek dan tak sanggup berkata apa-apa ketika disiram saus hangat teori CINTA.

“…coba deh lo bedain antara kagum dan cinta. Kekaguman terhadap seseorang adalah sesuatu yang wajar. Kecantikan, kepintaran, kebaikan hati, keseksian, maupun harta benda bisa menjadikan kita kagum dengan orang tersebut”

“…trus CINTA..??

“...CINTA membutuhkan sebuah proses untuk meramu semua kekaguman-kekaguman tadi ditambah dengan semua perasaan di hati, rindu, kasih sayang, pengorbanan dan semuanya, dilebur menjadi satu rasa yaitu CINTA, yang ketika kau kehilangannya maka separuh hidupmu pun akan turut terasa lenyap dalam dirimu. Itulah kekuatan CINTA…”

Mendengar begitu, tak ayal Badrun pun kelihatan tambah bengong, nyaris kelelep karena tak mampu menyelami kata-kata demi kata dari gelombang teori CINTA yang aku sabdakan. Sedangkan aku…? Aku tak jauh beda dengan keadaan Badrun saat itu. Bingung dengan kata-kata sendiri. Laksana senjata yang menyayat tipis tuannya sedikit demi sedikit, hingga mungkin suatu saat hanya tinggal teori yang tersisa. 

“…trus gimana dunk dengan cewe yang tadi, masa aku lepaskan begitu saja tanpa menghiraukan perasaanku saat ini,.,”

“…yah kejar donk kalau kamu memang ingin mencintainya. Paman Kahlil Gibran bilang gini, KETIKA CINTA MENDATANGIMU MAKA KEJARLAH DIA SEKALIPUN JURANG YANG TERJAL MENGHADANG DI DEPANMU…”

“…huuuhhhh…!! Teori mulu nih. Emang lo dah punya pacar…??

“…BELUM…”

“…wakakaka….” Tawa Badrun pun meledak memenuhi tiap celah kosong di dalam ruang kelas ini. Sedangkan aku hanya terduduk diam lesu sambil memanis-maniskan senyumku yang kecut. Serasa ada yang menyayat-nyayat perasaanku barusan.

Detik dan menit pun silih berganti. Tak terasa, 3 hari setelah kejadian itu, Badrun kembali datang padaku. Tapi ekpersinya telah berubah 170 derajat. Masih tersisa 10 derajat lagi, karena tetap setia mempertahankan gonrong kutuannya alias Goku. Mukanya kucel kaya cucian kering yang belum sempat diseterika karena seringnya mati lampu di areal pondokan kampus.

“…Sob…!”

“…knapa lo Drun, kusut banget..” tanyaku heran sambil menerka-nerka apa yang telah terjadi dengan Badrun

“…Aku ketemu lagi dengan cewe itu tadi pagi di depan parkiran..”

“…trus, kenapa lo malah kelihatan sedih, harusnya kan lo senang…”

“…Dia bersama dengan cowo lain, dan setelah gue perhatikan dengan baik, di jari manisnya melingkar sebuah cincin yang gue yakin seratus persen itu adalah cincin kawin, sob….! Hancur hatiku berkeping-keping. Bulir-bulir bahagia yang aku rangkai bersama bayangnya selama 3 hari ini, akhirnya pudar dan hilang tak berbekas. Tergantikan oleh goresan sakit yang teramat sangat di dalam hati ini…”

Aku sudah tak bisa berkata apa-apa lagi. Percuma saja menasehati. Karena aku tahu bahwa orang yang paling bisa menyembuhkan sakit hatinya adalah dia sendiri dengan melakukan hal-hal gila dan nekat walaupun tidak sampe bunuh diri ataupun membenturkan kepalanya di dinding.

Sayup-sayup dari kejauhan terdengar lagu Hancur Hatinya Olga Syaputra mengiringi Badrun berkeluh-kesah. Lagu yang bagi Badrun lebih cocok dikatakan mengejek daripada menghibur. Sementaran udara yang tadinya cerah dan hangat, tiba-tiba saja menjadi dingin dan lembab. Dan entah dari mana munculnya, butiran-butiran salju terlihat memutih menghiasi kepala Badrun. Sebuah fenomena yang hampir mustahil terjadi di negara tropis. Lagi pula saat ini kan kami berteduh di naungan atap seng, jadi ngga mungkinlah ketiban salju nyasar. Semuanya nampak begitu dramatis sampai akhirnya aku tersadar bahwa salju nyasar itu tak lain dan tak bukan adalah ketombe, ketombe dari rambut gokunya Badrun.  Badrun..badrun…!!! sudah item, gendut, kutuan, ketombean lagi. Tapi ngga papa lah..lo tetap jadi sahabat gue yang terbaik……. ^O^

------------------TO BE CONTINUED FOR ANOTHER STORY------------------

Tulisan Yang Berkaitan



October 31, 2009 Posted in | | 1 Comments »

1 Komentar:


..aRea waJib NgoMeL..


Silahkan ngomel yang baek2 di sini ^_*. Kalau pengen ngomelin teman yg lain, caranya ketik @ID yang diomelin, trus tulis omelan kamu di bawahnya.


Contoh:


@4827332802306653045.0
Wahhh....blognya siapa neh..?? jelek banget.. :-P