Sabtu malam (02/10), teman-teman pesbuk pada rame nulis status yang hampir-hampir sama. Jarang-jarang lho. Apalagi ini cuman tentang sebuah tayangan FTV di SCTV. Sebenarnya ceritanya biasa aja bagi sebagian orang. Menjadi tidak biasa, khusunya bagi suku Bugis-Makassar karena cerita yang diangkat adalah tentang adat istiadat Bugis Makassar.
Dibalik Cerita "Badik Titipan Ayah"
Badik Titipan Ayah berlatar belakang masyarakat Bugis-Makassar tentang perjuangan mempertahankan harga diri keluarganya. Alkisah Karaeng Tiro (diperankan dengan baik oleh Aspar Paturusi) dan istrinya Karaeng Ca’ya (diperankan sangat cemerlang oleh Widyawati) dilanda prahara keluarga yang sangat memalukan yaitu anak gadis mereka Andi Tenri (Tika Bravia) kawin lari (silariang) dengan kekasihnya yang bernama Firman.
Tenri yang terlebih dahulu hamil sebelum menikah ini berharap bahwa Tetta (panggilan Ayahnya) akan menyetujui hubungannya dengan Firman. Namun sang Ayah yang tidak menyetujui hubungan mereka karena masa lalu yang tragis menimpa Keluarga Karaeng Tiro dan keluarga Firman. Tetta yang marah karena anak gadisnya memilih kabur dari rumah, meminta anak lelakinya mencari mereka dan membunuhnya dengan badik warisan.
Budaya Siri dan Kawin Lari (silariang)
Di dalam kebudayaan Bugis Makassar, ada istilah yang dikenal dengan kawin lari (silariang), yaitu ketika seorang pria membawa kabur seorang wanita yang dicintainya. Bagi keluarga si wanita, ini merupakan suatu hal yang sangat memalukan (siri).
Kawin lari sendiri bisa disebabkan karena berbagai hal. Misalnya hubungan yang tidak disetujui oleh orang tua karena perbedaan ini itu, hamil di luar nikah ataupun keinginan untuk menikah namun belum siap secara materi dan finansial. Maka kawin lari jadi alternatif, walaupun akibatnya bisa fatal bahkan nyawa bisa melayang. Nah lho..??
“ Untuk orang bugis makassar, tidak ada tujuan atau alasan hidup yang lebih tinggi daripada menjaga Siri’nya, dan kalau mereka tersinggung atau dipermalukan (Nipakasiri’) mereka lebih senang mati dengan perkelahian untuk memulihkan Siri’nya dari pada hidup tanpa Siri’. Mereka terkenal dimana-mana di Indonesia dengan mudah suka berkelahi kalau merasa dipermalukan yaitu kalau diperlakukan tidak sesuai dengan derajatnya. Meninggal karena Siri’ disebut Mate nigollai, mate nisantangngi artinya mati diberi gula dan santan atau mati secara manis dan gurih atau mati untuk sesuatu yang berguna." Shelly Errington (1977 : 43)
Sebenarnya kawin lari hanyalah salah satu dari sekian banyak hal yang termasuk dalam konsep siri' ini. Intinya, siri itu adalah malu atau perbuatan yang memalukan atau mencemarkan nama baik keluarga. Mungkin konsep siri inilah yang mendarah daging sehingga orang Bugis Makassar menjadi terkenal dengan wataknya yang keras dan pemberani (rewa).
Sejalan dengan perkembangan zaman, konsep siri ini semakin hari makin terkikis keberadaannya. Bahkan banyak orang Bugis Makassar sendiri tidak memahami esensi dan nilai-nilai yang terkandung di dalam konsep siri.
17Komentar:
malem tadi chika ketiduran
padahal pengen banget nonton film itu >.<
baru inget ni liat postingan ini
Kayanya keren kalo banyak orang kaya di pilem itu, populasi Indonesia bisa cepet berkurang. Legaaaaaaaaaa...
*siap-siap lari takut ada pulisi yang denger, tak dikira propokator*
Silahkan join di grup FB "Saya Tidak Suka Film Badik Titipan Ayah" jika tertarik diskusi: http://www.facebook.com/group.php?gid=131284323590974&ref=mf
hehe...padahal bagus lho ceritax...^O^
Filmx sudah diputar tuh....^O^
hahaha...maksudx apaan nih mbak ??
nggak ngerti aku...
:-P
Ini kan bagian dari khasanah budaya mas.
Kurang tau juga kapan diputar lagi.
bahasanya enak :)
kalo nonton tv saya jarang...
hehehe...ada2 aja nih. Padahal tulisanx biasa aja. nggak ada bagus2nya.. ^O^
heheh...mending perang aja sekalian..
Lumayan sih..walaupun antiklimaks...