Saya jadi tertarik banget buat nulis postingan ini, gara-garanya pas malam kemaren ada acara Barometer di SCTV. Saya lupa topiknya apaan. Apakah tentang aksi 9 Desember atau dialog tentang kasus Mbak Prita Mulya Sari, yang jelas ngebahas tentang hukum dan keadilan. Pada session tanya jawab, ada salah seorang penanya yang lagi2 saya lupa namanya. Yang saya ingat jelas, klw di bawah namanya itu tertulis "blogger".  (huhh...!!! ni apa2an sih ?? baru blogger kelas plankton aja, pelupanya dah nggak ketulungan. Gimana klw dah jadi anggota dewan ?).

Tiba-tiba aja saya jadi tersenyum senang bercampur bangga sebagai seorang blogger walaupun cuma blogger amatiran yang baru bisa menghasilkan beberapa postingan nggak jelas. Kenapa bangga ? Karena dipikiran saya kata blogger yang tertulis di bawah nama orang itu seolah-olah merupakan suatu yang punya nilai prestigious karena merujuk pada suatu pekerjaan, profesi dan bahkan jabatan yang melekat pada seseorang. Tentunya ini berbeda dengan Facebooker yang ngga punya sense interest sama sekali buat orang yang mendengarnya.

Sama halnya ketika Pasha Ungu atau Tukul Arwana nongol di Infotainment. Di bawah tulisan namanya pasti akan muncul kata "Selebritis", atau tulisan "Director" di bawah nama Sam Raimi, misalnya. Yah, mungkin begitu jugalah andaikata Anggoro itu muncul di TV. Klw bukan "koruptor", pasti akan cocok dituliskan "maling" di bawah namanya yang bisa mengacu pada perbuatan atau profesi seseorang.

Tapi sebenarnya layak nggak kalau kegiatan blogging bisa disebut sebagai sebuah profesi ? Artinya, kehidupan kita sehari-hari sangat bergantung pada kegiatan ngeblog dengan kata lain bloglah yang menghidupi kita. Jawabannya bisa ya, bisa juga tidak. Tergantung tujuan kita ngeblog. Apakah hanya untuk bersenang-senang, atau karena memang ingin meraup dollar misalnya.

Kalau misalnya ngeblog itu memang merupakan sebuah kerjaan, saya pasti akan dengan malu menjawab kalau ditanya sama sopir pete2

"kerja apa dek ?"

"blogger ji kodong pak,,"  dengan tatapan kosong ke luar jendela, menghindari pandangan aneh dan kerutan nggak ngerti di wajah sopir pete2 itu.

Bukannya malu menyebut kata bloggernya itu lho. Tapi aku malu klw ngeblog itu saya jadikan sebagai profesi tapi nyatanya saya belum bisa menghasilkan apa2. Alih-alih menghasilkan uang, yang ada malah pemborosan gara-gara kebanyakan nongkrong di warnet. Sekali lagi, saya bukannya malu menyebut kata blogger, saya malah bangga. Karena kita masih tetap konsisten ngeblog di tengah gempuran soto alias social networking (minjem istilahnya Arief Rifai, pemenang ke-3 Penulisan Entry Blog, AM Award).

Tapi tentu akan sangat berbeda ekspresinya, kalau pertanyaan yang sama dilemparkan kepada Radit "Si Kambing Jantan" atau sama Arham Kendari "Jakarta Underkompor" dan kepada blogger2 profesional lainnya. Mereka pasti akan dengan sangat bangga menyebut kata "I am a blogger". Karena memang bloglah yang membuat mereka menjadi tenar, bahkan kisah kehidupannya yang konyol telah dibuat dalam buku berseri dan difilmkan. Wuihhh....salut dwehhh...!!!

Lalu bagaimana dengan kita...??

Tulisan Yang Berkaitan



December 10, 2009 Posted in | , | 4 Comments »

4Komentar:


..aRea waJib NgoMeL..


Silahkan ngomel yang baek2 di sini ^_*. Kalau pengen ngomelin teman yg lain, caranya ketik @ID yang diomelin, trus tulis omelan kamu di bawahnya.


Contoh:


@4827332802306653045.0
Wahhh....blognya siapa neh..?? jelek banget.. :-P